“Waktu Yang Menentukan”


Manusia memang tiada yang sempurna. Begitu juga dengan PNS/ASN yang ada di Indonesia. Memang tak ayal lagi banyak persoalan yang melilit pegawai baik pribadi maupun masalah kerjaannya. Memang dalam berkerja seorang PNS sedah diatur dalam UU maupun peraturan-peraturan lainya. Yang terbaru adalah UU ASN no 5 tahun 2014. menjadi PNS sekarang bak primadona yang sedang digandrungi masyarakat Indonesia, dilihat dari tahun ketahun peminat PNS semakin tinggi tak hayal dikarenakan penghasilan PNS sekarang bisa dikatakan lebih baik dari yang dulu-dulu.

Seorang PNS mempunyai tupoksi masing-masing baik yang fungsional maupun yang struktural. Dalam bekerja diatur dalam UU maupun peraturan lainnya. Mulai dari naik pangkat, jam kerja, dan fungsi-fungsi lainya. Sejati setiap orang ingin bekerja dengan sebenar-benarnya. Yang akan dipertanggung jawabkan pada atasan masing-masing dan yang terpenting bertanggung jawab kepada sang pencipta tuhan yang maha mengutahui. Ya memang segala tindak tanduk kita didunia ini tak lepas dari pengawasan sang maha Mengetahui. Memang setiap orang mempunyai pribadi-masing-masing. Ada yang OK dan ada KO dalam bekerja. Ibarat dalam sebuah pertandingan ini INJURY TIME yang menentukan. Banyak kita lihat di TV mapun di media media cetak seorang PNS tertangkap petugas Satpol PP sedang makan atau sedang belanja belanja dan yang lebih gila lagi sedang kencan saat jam kerja. Memang tak semua PNS dinegeri ini bekelakuan seperti itu. Seperti yang sudah dikatakan INJURY TIME yang menentukan. Jam kerja PNS memang berbeda beda mungkin ada yang masuk jam 7 maupun jam 8 begitu juga jam pulang mungkin ada yang jam 2 ada yang jam 4 tergantung instansi masing masing. Ada yang mengatakan waktu adalah uang ada pula yang mengatakan waktu itu pedang. Apakah itu berlaku dalam kehidupan kita?? Dan Apakah dalam bekerja kita sudah benar? Sesuai etika dan peraturan yang berlaku. Memang setiap orang kelak diakhirat akan dimintai pertanggung jawaban tentang sema perbuatan yang dikerjakan selama didunia. OH MY GOD ampuni dosa hambamu ini. Tanamkan rasa ikhlas dalam hatinya.
Edisi belajar corat-coret sedang Gusar tingkat tinggi (tanah rantau PK 91014 at 2-4 am)

Guruku “SAYANG” Guruku “MALANG”


Tak dipungkiri lagi bahwa profesi guru sekarang banyak diminati, sejak digulirkannya UU guru dan Dosen tahun 2005 profesi guru bak primadona.Banyak dicari di kalangan masyarakat. Tak lain tak bukan dikarenakan guru jaman sekarang dari segi penghasilan pemerintah lebih memperhatikan dengan diadakannya sertifikasi bagi guru. sertifikasi yang idealnya untuk mensejahterakan guru dan meningkatkan kinerja bagi guru bersangkutan. Dari tahun ke tahun memang pemerintah berusaha untuk memperbaiki keadadan pendidikan di negeri ini.

Seperti diamantkan oleh UUD 1945 bahwa setiap warga negara indonesia berhak atas pendidikan yang layak. oleh dari itu pemerintah berupaya sebaik mungkin untuk memperbaiki keadaan pendidikan di indonesia baik dari segi sarana maupun prasarana.

Guru jaman sekarang dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan jaman agar tidak tertinggal. Dijaman globalisasi ini memang guru dituntut harus bisa segalanya. Tapi guru memang bukanlah manusia yang sempurna, guru juga manusia biasa yang kadang ada salahnya. gur bukalah nabi yang selalu sempurna disegala bidang.

Seperti yang kita lihat diberita di tv maupun media cetak sekarang ini. Banyak persoalan yang melanda di dunia pendidikan kita, mulai dari masalah sekolah rubuh, perkelahian antar pelajar, hingga pelecehan sek yang menimpa siswa dan banyak lagi yang lainya, selalu dan selalu yang disalahkan adalah guru.

Dikalangan masyarakat luas guru dianggap bisa segalanya bah nabi yang sempurna. Masyarakat tak mau tahu menahu pokoknya kalau anaknya sekolah pasti pintar. Itulah paradigma guru yang ada di masyarakat. memang sudah tugas guru untuk mendidik setiap muridnya. Mulai dari menulis menghitung dan membaca. Tapi ada dikata semua kembali lagi kepada kemampuan siswa itu sendiri. Setiap siswa memang mempunyai kemampuan sendiri-sendiri.

Guru juga manusia, bukan sesosok makluk yang sempurna yang bisa segalanya.

“edisi belajar nulis unek-unek”